Banyaknya destinasi wisata di Kabupaten Magelang memang
menjanjikan. Selain wisata cagar budaya, wilayah ini juga memiliki
banyak sekali potensi alam yang memukau dan eksotis.
Meski tidak kalah dengan daerah lain, potensi wisata ini
tidak akan bisa berkembang dengan pesat
jika tidak didukung peran serta dari masyarakat sekitar.
Berikut ini sejumlah destinasi wisata yang akan sangat sayang sekali
bila dilewatkan selain Candi Borobudur. Wisatawan, jangan sampai
tidak mengunjungi tempat-tempat ini jika sampai Magelang ya.
Air Terjun Curug Silawe
Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang merupakan salah satu daerah
yang memiliki kekayaan alam dan pariwisata. Tidak
kurang dari 10 air terjun dengan mata air yang masih
asli tersebar di wilayah ini.
Air Terjun Curug Silawe menjadi salahsatu yang
patut didatangi. Destinasi wisata ini masih terpelihara
dengan keasrian lokasi dan kawasan sekitarnya.
Untuk dapat mencapai lokasi air terjun,
pengunjung tidak perlu bersusahpayah. Pasalnya, akses
jalan menuju tempat ini sudah relative memadai dan
bagus sehingga baik kendaraan roda dua maupun roda
empat dapat menjangkau lokasi dengan mudah.
Konon, asal mula nama Curug Silawe berasal
diambil dari nama laba-laba, atau yang lebih dikenal
dengan nama Lawe dalam Bahasa Jawa. Dahulu, air
terjun tersebut banyak dihuni oleh laba-laba sehingga
dinamai Curug Silawe atau air terjun laba-laba.
Air terjun ini diketahui memiliki ketinggian 50
meter di atas permukaan air laut. Udara sejuk dari
Gunung Sumbing yang berada di sisi Utara air terjun
ini membuat pengunjung betah berada di sini. Apalagi
pemandangan di sekitar lokasi juga diperlengkap
dengan adanya hutan pinus yang rimbun.
Air Terjun Kedung Kayang
Paduan Eksotisme dan Legenda Alam
Satu lagi spot istimewa untuk melepas kepenatan
dari hingar bingar perkotaan dan juga kesuntukan
pekerjaan adalah air terjun Kedung Kayang. Air terjun
yang menyimpan eksotisme dan mitos yang cukup luar
biasa ini bisa menjadi obat pelepas penat.
Air terjun Kedung Kayang berada di Wonolelo,
Kecamatan Sawangan, sebagian arealnya juga masuk
di Jrakah, Selo, Boyolali. Untuk mencapainya pun cukup
mudah bisa ditempuh dengan sepeda motor dalam
waktu 10 menit dari Gardu Pandang Ketep Pass.
Adapun, untuk mencapai tempat ini hanya dengan
menemukan sebuah gapura yang berada di Wonolelo.
Wisatawan kemudian bisa menempuh perjalanan
dengan jalan kaki sepanjang kurang lebih 650 meter.
Jalannya memang masih sangat kecil, namun, sensasi
alam dan tantangannya cukup luar biasa.
Perjalanan yang cukup lumayan terobati
dengan kesegaran air terjun yang mengalir deras
dari ketinggian 40 meter. Menurut pengelola, air ini
merupakan pertemuan aliran air dari sungai Pabelan
dan juga sungai lain di dua Gunung, Merapi dan
Merbabu.
Aliran ini turun menuju ke timur yakni, daerah
Dusun Tumpang-Talun dan bergabung dengan air
Sungai Apu, Senawa dan Trising yang merupakan
sungai-sungai Merapi. Bebatuan besar dan pasir yang
melimpah menjadi ciri khas aliran sungai ini.
Wisatawan juga hanya bayar Rp 4.000 untuk bisa
menikmati air terjun yang memiliki mitos menarik ini.
Bagi sebagian warga yang percaya, Kedung Kayang,
yang merupakan salah satu ruas sungai Pabelan,
dianggap sebagai berkah.
Konon, menurut ceritanya, terbentuknya Kedung
Kayang tak lepas dari cerita tiga empu yang beradu
kesaktian, yakni Mpu Panggung, Putut dan Khalik.
Mereka percaya pada Kyai Gadung Melati dan Nyai
Widari Widari Welas Asih sebagai pelindung Kedung.
Kedung adalah kata dari bahasa Jawa yang berarti
ceruk atau relung, Kayang diberikan sebagai gambaran
tegaknya asal air terjun. Diceritakan ketiga empu ini
melempar telur ke arah kedung, melewati sambaran
air terjun, Barangsiapa yang telurnya berhasil sampai
kedung tanpa pecah, dialah yang menang.
Tidak ada satupun yang berhasil, cangkang telur
hilang dan berubah menjadi mata air yang kini sering
digunakan untuk bertapa. Airnya jernih, dingin dengan
udara sejuk. Percaya atau tidak dengan mitos ini,
namun secara alamiah, air terjun yang ada di tebing
lava beku hasil erupsi vulkanik Merapi jutaan tahun lalu
ini cukup eksotis.
Kedung Kayang cocok menjadi tempat wisata alam
yang menenangkan pikiran. Mitos tentang sumber
mata air baru di Kedung Kayang semakin menguatkan
berkah sungai Pabelan.
Air Terjun Sekar Langit
Obyek Wisata Alam di Kaki Gunung Andong
Air terjun Sekarlangit di aliran sungai Dari kaki
Gunung Andong, desa Telogorejo Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang, salah satu obyek wisata alam
yang menarik. Dengan ketinggian lebih kurang
900 meter di atas permukaan laut, udaranya cukup
sejuk. Untuk menuju ke air terjun, dari tempat parkir
pengunjung harus berjalan kaki menapaki jalan yang
cukup sejuk di bawah rimbunnya rumpun-rumpun
bambu. Jalan ini sepanjang 500 meter dengan lebar 1,5
– 2 meter ini telah diperkeras dengan pasangan paving.
Air terjun ini berundak dengan ketinggian 25 meter.
Lokasinya tidak jauh dari jalan Grabag – Ngablak. Dari
kota kecamatan Grabag hanya 4 kilometer ke arah
timur, melewati desa Tirto.
Hal yang perlu diperhatikan oleh pengunjung
obyek wisata Air Terjun Sekarlangit, bila cuaca
mendung apalagi hujan di bagian hulu sungai Daru,
diharapkan untuk waspada terhadap bahaya banjir
yang tiba-tiba bisa datang melanda. Lebih lebih bagi
para pengunjung yang mandi di bawah air terjun.
Demi keselamatan dan keamanan pengunjung pihak
pengelola obyek wisata ini telah memasang papan-papan
peringatan bagi pengunjung.
Air terjun Seloprojo
Indahnya panorama alam di kaki gunung Telomoyo
Obyek wisata alam air terjun di desa Seloprojo yang
berada di kaki barat gunung Telomoyo. Di lokasi ini ada
dua yaitu air terjun Sumuran dan air terjun Ngesong.
Air terjun Sumuran dengan tinggi 25 meter, karena
lokasi lebih mudah dijangkau lebih banyak dikunjungi
wisatawan. Sedangkan air terjun Ngesong yang
tingginya 30 meter, berada lebih ke hulu sehingga
relatif lebih sulit dijangkau, dan jarang pengunjung
yang ke sana. Kedua air terjun tersebut letaknya agak
jauh dari perkampungan. Sehingga, para pengunjung
harus berjalan kaki melewati jalan setapak yang
sudah diperkeras dengan paving sejauh + 500 meter
dari tempat penitipan sepeda motor. Sedangkan
untuk parkir mobil pengunjung yang berada di
perkampungan, belum ada tempat khusus. Tempat
parkir sepeda motor luasnya sudah tidak memadai lagi
dengan jumlah kendaraan pengunjung. Menghirup
udara segar dan sejuk dengan gemericik suara air di
obyek wisata alam ini merupakan kepuasan tersendiri
bagi pengunjung obyek wisata alam ini. Disamping itu,
pemandangan alam pegunungan di sini cukup indah
dengan warga desa yang ramah.
Dari Grabag obyek wisata ini sejauh 7 kilometer,
lewat desa Tirto, Telogorejo dan Pagergunung. Dengan
ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut,
udara di obyek wisata ini cukup sejuk, dan kadangkala
berkabut.
Meski lokasinya jauh di pelosok gunung, obyek
wisata air terjun Seloprojo sudah dikenal sebagai obyek
wisata alam yang menarik. Setelah dikembangkan
dengan membangun sarana jalan menuju ke lokasi air
terjun dan fasilitas untuk wisatawan seperti tempat
parkir dan toilet, banyak pengunjung yang berekreasi
ke sini. Pada tahun 2008 tercatat ada 1.337 orang
berkunjung ke sini. Jumlah ini terus meningkat dari
tahun ke tahun, dan pada tahun 2015 yang lalu tercatat
ada 4.391 orang berwisata ke Seloprojo.